Daily News 20/02
February 20, 2014 No. 691
Makroekonomi - Perubahan asumsi makro
Pemerintah berencana melakukan koreksi atas beberapa asumsi makroekonomi dalam APBN 2014. Beberapa asumsi dasar yang diubah antara lain proyeksi pertumbuhan ekonomi (GDP growth) sebesar 6% dalam APBN 2014, kurs tukar Rp 10,500 per US$, suku bunga (SPN 3 bulan) sebesar 5.5%, dan lifting minyak 870,000 barrel per day (bpd). Berdasarkan data terakhir pertumbuhan ekonomi Indonesia tercatat sebesar 5.8% dengan kurs tukar berada pada kisaran Rp 11,500 hingga Rp 12,000 per US$, suku bunga 6%, dan lifting minyak sekitar 800,000 hingga 830,000 bpd.
Bakrie Group - Permintaan penundaan tenggat waktu
Asia Resource Minerals Plc. (ARMS) mengumumkan bahwa Bakrie Group meminta perpanjangan tenggat waktu penyelesaian transaksi pemisahan usaha karena hanya memiliki dana senilai US$ 163 Juta dari US$ 228 Juta yang dibutuhkan. Sesuai dengan dana yang ada, Bakrie Group hanya dapat membeli 25.4% saham PT Bumi Resources (BUMI) dari 29.2% saham dalam perjanjian awal. Komite Independen ARMS menyatakan perubahan kondisi tersebut tidak material, dan apabila dilaksanakan juga, tetap memberi kontribusi yang terbaik bagi pemegang saham ARMS. Komite Independen juga menyetujui menunda tenggat waktu penyelesaian beberapa kesepakatan sebelum transaksi separasi hingga 26 Februari dari tenggat waktu sebelumnya 19 Februari 2014.
JSMR - Kinerja 2013
PT Jasa Marga (JSMR) membukukan penurunan laba bersih 2013 sebesar 16.6%Yoy menjadi Rp 1.33 Triliun Vs Rp 1.60 Triliun pada 2012 lalu. JSMR membukukan kenaikan pendapatan sebesar 13.5%Yoy menjadi Rp 10.29 Triliun Vs 9.07 Triliun pada 2012 lalu, namun kenaikan beban operasional sebesar 25.2%Yoy menjadi 7.63 Triliun menekan kinerja laba operasi sehingga turun 10.5%Yoy menjadi Rp 2.66 Triliun Vs 2.97 Triliun pada 2012.
SMBR - Kinerja 2013
PT Semen Baturaja (SMBR) membukukan kenaikan laba bersih 2013 sebesar 4.6%Yoy menjadi Rp 312.18 Miliar Vs Rp 298.51 Miliar pada 2012 lalu. Penjualan tercatat naik 6.5%Yoy menjadi Rp 1.17 Triiun namun naiknya biaya produksi serta biaya operasional menekan kinerja laba usaha yang tercatat turun 10.3%Yoy menjadi Rp 329.18 Miliar tahun lalu.
WIKA - Pembangunan pabrik beton di Myanmar
PT Wijaya Karya (WIKA) menargetkan tahun ini akan mendirikan pabrik beton di Myanmar. Saat ini WIKA mencari kesepakatan dengan mitra di Myanmar. Pabrik beton di Myanmar rencananya akan memiliki kapasitas produksi sebesar 70,000 ton per tahun dan membutuhkan anggaran investasi sekitar Rp 100 MIliar. Pendirian pabrik beton tersebut merupakan langkah awal WIKA untuk masuk ke pasar konstruksi di Myanmar. Sebelumnya, pada pertengahan tahun 2013, WIKA bersama anak usahanya, PT Wika Beton telah membentuk perusahaan patungan di Myanmar dengan korporasi lokal bernama Season One.