Daily News 21/02

February 21, 2014 No. 692
Sektor Batubara - Rencana royalti batubara

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sedang merencanakan royalti batubara sebesar 13.5% akan disamakan bagi semua jenis kalori batubara bagi pemegang Izin Usaha Pertambangan (IUP) dan Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B). Perubahan royalti masuk dalam kajian revisi peraturan pemerintah No 9 Tahun 2012 tentang jenis dan tarif atas jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang saat ini besaran royalti batubara bervariasi tergantung jenis izin usaha yang dimiliki dan kalori batubara.
BTPN - Akuisisi Bank Sahabat
PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) merealisasikan pembelian 70% saham PT Bank Sahabat Purba Danarta (Bank Sahabat) senilai Rp 600 Miliar yang telah mendapat persetujuan RUPSLB pada 20 Januari lalu. Nilai Rp 600 Miliar tersebut merupakan nilai penyertaan modal BTPN kepada Bank Sahabat pada 20 Februari lalu, sehingga saat ini BTPN telah efektif menjadi pemegang saham Bank Sahabat dengan porsi kepemilikan 70% saham. Pemegang saham Bank Sahabat lainnya adalah PT Triputra Persada Rahmat (29% saham) dan Yayasan Purba Danarta (1% saham).
CASS - SATS akuisisi 41.65% saham
Singapore Airport Terminal Services (SATS) mengakuisisi 869.22 juta saham atau setara 41.65% saham PT Cardig Aero Services (CASS) senilai Rp 1.11 Triliun. SATS merupakan perusahan di Singapura yang bergerak di bidang jasa layanan penerbangan dan distribusi makanan. Akuisisi dilakukan SATS melalui dua anak usahanya SATS Investment (II) Pte Ltd (SIPL2) membeli 451.8 juta (21,65%) saham dan Cemerlang Pte Ltd (CPL) membeli 417.3 juta (20%) saham, Harga akuisisi CASS di tetapkan sebesar Rp 1,275 per saham. Crossing saham CASS senilai Rp 1.11 Triliun difasilitasi oleh Deutsche Securities Indonesia pada 20 Februari 2014. Kini, SATS menjadi pemegang saham terbesar kedua CASS karena PT Cardig Asset Management masih menguasai 43.35% saham CASS.
TINS - Kinerja 2013 dan rencana penggabungan usaha
PT Timah (TINS) membukukan kenaikan laba bersih 2013 sebesar 19.3%Yoy menjadi Rp 515.08 Miliar Vs Rp 431.58 Miliar kendati membukukan penurunan pendapatan sebesar 20.5%Yoy. Kinerja TINS meningkat seiring dengan kemampuan perusahaan menekan biaya produksi yang tercatat turun 27.6%Yoy menjadi Rp 4.41 Triliun tahun lalu. Laba kotor TINS tercatat naik 13.2%Yoy menjadi Rp 1.44 Triliun tahun lalu. Sementara itu TINS menerbitkan keterbukaan informasi terkait rencana penggabungan usaha dengan PT Tambang Timah (TT). Pernyataan efektif dari OJK ditargetkan pada 20 Maret dengan perkiraan tanggal RUPSLB TINS dan TT pada 25 Maret 2014. Perkiraan tanggal efektif penggabungan usaha ditetapkan pada 25 Maret 2014.