Daily News 13/03
March 13, 2014 No. 706
BUMI & BRMS - RUPSLB ketiga
PT Bumi Resource (BUMI) akan melaksanakan RUPSLB ketiga pada 3 April 2014 untuk meminta persetujuan pengalihan saham anak perusahaan, PT Kaltim Prima Coal (KPC) dan PT PT Bumi Resource Minerals (BRMS), sebagai bagian dari rencana penyelesaian utang kepada CIC
ECII - Ekspansi gerai
PT Electronic City Indonesia (ECII) menganggarkan belanja modal sekitar Rp 800-850 MIliar hingga 2015. Dana belanja modal akan didanai dari kas internal perseroan yang berasal dari sisa IPO sekitar Rp 800-850 Miliar saat ini. Dana belanja modal akan digunakan untuk membangun sekitar 20 gerai dan toko di 18 kota besar di Jawa, Kalimantan, Sumatera, Bali dan Sulawesi. Tahun lalu, perseroan telah membangun sebanyak 33 gerai dan toko dan kini perseroan memiliki total 61 gerai dan toko. Tahun ini, ECII berencana membangun tiga jenis gerai berupa toko mandiri, ruko dan gerai dalam mal.
GJTL - Pembangunan fasilitas proving ground
PT Gajah Tunggal (GJTL) menganggarkan belanja modal sebesar US$ 120-125 Juta tahun ini. Dana belanja modal akan digunakan untuk membangun proving ground atau lintasan uji coba ban di Karawang (Jawa Barat), merawat mesin-mesin pabrik serta ekspansi ban truck buses radial (TBR). Untuk pembangunan proving ground lengkap dengan teknologinya, GJTL menginvestasikan dana dari belanja modal hingga Rp 1 Triliun dan dilaksanakan dalam empat tahap, fase pertama akan selesai akhir tahun ini. Fasilitas proving ground seluas 65 Ha dirancang sebagai tempat untuk riset dan pengembangan ban terutama produk kendaraan komersial, penumpang, dan Sepeda motor.
TAXI - Kinerja 2013
PT Express Trasindo Utama (TAXI) membukukan kenaikan laba bersih 2013 sebesar 67.3%Yoy menjadi Rp 132.42 Miliar Vs Rp 79.16 Miliar pada 2012 lalu. Naiknya kinerja didukung oleh kenaikan pendapatan sebesar 31.9%Yoy menjadi Rp 686.92 Miliar tahun lalu Vs Rp 520.86 Miliar pada 2012.
WIIM - Belanja modal 2014
PT Wismilak Inti Makmur (WIIM) mengalokasikan dana belanja modal sebesar Rp 80 Miliar tahun ini. Sebagian dana akan dialokasikan untuk membeli dua mesin baru untuk memproduksi filter rokok senilai Rp 20-30 Miliar. Awalnya, WIIM memproduksi filter rokok untuk keperluan internal, namun untuk menjaga utilitas produksi, ekses produksi dijual ke perusahaan rokok skala kecil-menengah. WIIM berencana mengekspor filter rokok ke beberapa Negara seperti Taiwan, Filipina, Macau, dan Polandia. Saat ini kontribusi penjualan filter rokok dan OPP hanya mencapai 5% dari total pendapatan WIIM.