Daily News 10/09

September 10, 2014 No. 822
ANTM - Belanja modal 2015

PT Aneka Tambang (ANTM) menganggarkan belanja modal senilai RP 1.5 Triliun tahun depan. Rencananya 30% dari belanja modal tersebut berasal dari kas internal dan sisanya dari eksternal, pinjaman bank atau obligasi. Belanja modal tersebut untuk membiayai perluasan pabrik feronikel Pomalaa (P3FP) di Sulawesi Tenggara. Proyek ini bertujuan menaikkan kapasitas total P3FP dari 18-20ribu ton nikel menjadi 27-30 ribu ton nikel. Selain perluasan pabrik, ANTM juga menjajaki mitra strategis untuk pembangunan smelter di Mempawah, Kalimantan Barat dengan investasi US$ 1-1.7 Miliar.
BHIT - Rencana non preemptive rights
PT MNC Investama (BHIT) akan melakukan penambahan modal non-HMETD atau non preemptive rights dengan menerbitkan saham baru maksimal 10% saham. Saham tersebut akan diserap oleh Charlton Group Holdings Ltd dan Marco Prince Corp. BHIT akan menggunakan dana hasil non-preemptive rights tersebut untuk modal kerja dan BHIT juga berencana berpartisipasi dalam rights issue anak usahanya, PT MNC Kapital Indonesia (BCAP).
PTBA - Belanja modal 2015
PT Tambang Batubara Bukit Asam (PTBA) menganggarkan belanja modal senilai Rp 2.5 Triliun pada 2015. Dana ini digunakan untuk ekspansi pengembangan pembangkit listrik. Anggaran belanja modal tahun depan lebih besar dibandingkan anggaran tahun ini mencapai Rp 2.2 Triliun. Belanja modal rencananya didanai dari kas internal adn eksternal. Saat ini PTBA sedang melakukan tahapan financial closure terkait pembangunan PLTU Banko Tengah kapasitas 2x650 MW yang direncanakan beroperasi pada 2017 sedangkan PLTU Banjarsari kapasitas 2x100 MW di Lahat, Sumatera Selatan diharapkan selesai pada 4Q 2014.
SIAP - Rencana akuisisi
Setelah mengubah bisnis inti menjadi perusahaan pertambangan batu bara, manajemen PT Sekawan Intipratama (SIAP) berencana memasuki bisnis pembangkit listrik. SIAP berencana mengakuisisi PLTU berkapasitas 2x15 MW di Bintan (Kepulauan Riau). Pasca akuisisi SIAP membutuhkan waktu 1.5 tahun untuk melanjutkan pembangunan PLTU tersebut sebelum dapat beroperasi secara komersial.