Daily News 12/11

November 12, 2014 No. 868
AALI - Mitra strategis KL Kepong

PT Astra Agro Lestari (AALI) menjadi mitra strategis Kuala Lumpur (KL) Kepong Bhd, perusahaan asal Malaysia. Kerja sama keduanya dilakukan setelah AALI mengakuisisi 50% saham anak usaha KL Kepong yaitu PT Kreasijaya Adhikarya senilai Rp 75 Miliar yang dilanjutkan dengan pinjaman pemegang saham senilai Rp 296 Miliar. Manajemen mengungkapkan Kreasijaya akan menjadi perusahaan patungan yang berbasis di Dumai, Riau yang bergerak di bidang perdagangan dan pengolahan kelapa sawit. Sesuai rencana, AALI dan KL Kepong akan menyerap masing-masing sebanyak 75,000 dan 68,500 saham baru yang diterbitkan Kreasijaya dengan nilai pembelian Rp 1 Juta per saham. Kesepakatan transaksi diharapkan selesai pada 1Q 2015.
BUMI - S&P Turunkan peringkat obligasi
Lembaga pemeringkat, Standard & Poor's Rating Services (S&P) menurunkan peringkat surat utang jangka panjang (long-term issue rating) obligasi PT Bumi Resources (BUMI) senilai US$ 700 Juta dari "CCC-" ke "D" atau default. Penurunan peringkat obligasi tersebut terkait kegagalan BUMI membayar bunga obligasi yang diterbitkan anak usaha, Bumi Investment Pte. Ltd, pada 6 Oktober 2014. BUMI diberikan masa tenggang 30 hari hingga 7 November 2014. Namun perseroan menunda dan akan membayarnya pada 28 November.
INTP - Rencana ekspansi
PT Indocement Tunggal Prakarsa (INTP) tengah membangun pabrik di Citeureup (Jawa Barat) dengan kapasitas 4.4 juta ton per tahun yang ditargetkan selesai akhir 2015 dan mulai produksi awal 2016. INTP juga tengah memproses izin pembangunan pabrik semen di Pati (Jawa Tengah) dengan kapasitas produksi 2.5 juta ton per tahun dengan target akan dibangun awal tahun 2016 dengan nilai investasi berkisar US$ 500 Juta hingga US$ 750 Juta. Selain Pati, INTP juga melirik pembangunan semen di Langkat (Sumatera Utara).
TBIG - Pinjaman sindikasi
PT Tower Bersama Infrastructure (TBIG) tengah menjajaki pinjaman bank senilai US$ 1 Miliar. TBIG akan mengombinasikan pinjaman berdenominasi dolar Amerika Serikat dan Rupiah. TBIG berencana menggunakan fasilitas pinjaman revolving senilai US$ 1 Miliar dengan jangka waktu 5 Tahun. Pada 1 Juli 2014 TBIG mengantongi fasilitas pinjaman senilai US$ 299 Juta dari 17 bank, pinjaman dalam bentuk dolar berbentuk tranche senilai US$ 215 juta dan pinjaman Rupiah senilai Rp 1 Triliun. Pada 10 juli dan 15 Juli TBIG sudah menarik fasilitas pinjaman masing- masing senilai US$ 59 juta dan US$ 44 juta untuk digunakan melunasi sebagian utang perseroan sebesar US$ 190 Juta.